Rabu, 21 Mei 2014

Cara Menghilangkan Subsidi BBM Apabila Kami Sebagai Pemerintah

TUGAS KELOMPOK 
NAMA :     1. AGY MAULANA                              (20213390)
                2. ALIFA RASMI PRAMUDITA            (20213697)
                3. DIAN AKBAR H.                             (22213356)
                4. LIA KOMALA SARI                        (24213971)
KELAS : 1EB13
Apabila kami menjadi pemerintah usaha yang akan kami lakukan sebelum menghilangkan subsidi BBM adalah dengan cara menaikkan upah regional karena menghilangkan subsidi atas BBM akan berdampak pada ekonomi rakyat. Contohnya, selama ini banyak orang menggunakan subsidi sedangkan mereka bukan golongan orang yang berhak menerima subsidi. Sebagai pemerintah kami akan melanjutkan program BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang merata, kami akan meninjau kembali program itu, dan akan memastikan bahwa semua rakyat yang berhak menerima BLT adalah tepat sasaran dalam artian berhak menerima penggantian subsidi tersebut. Barulah kami akan mengalihkan konsumsi BBM dengan bahan bakar alternatif, mengurangi penggunaan BBM bersubsidi, dan menghentikan pembelian kendaraan bermotor. Untuk menghentikan pembelian kendaraan bermotor kami sebagai pemerintah akan melakukan sama seperti negara Singapore. Dengan cara menaikkan biaya parkir, menaikkan pajak semaksimal mungkin dan melakukan kampanye untuk peduli lingkungan, dan lebih sering untuk menggunakan kendaraan umum.

Selasa, 20 Mei 2014

Artikel Tentang EXO

EXO (Hangul: 엑소) adalah boy band Korea Selatan-Cina yang dibentuk oleh S.M. Entertainment pada tahun 2011. Grup ini terdiri dari dua belas anggota yang terbagi menjadi dua sub-grup, EXO-K dan EXO-M, yang akan melakukan promosi secara bersamaan masing-masing di Korea Selatan dan Cina. Nama mereka diambil dari kata exoplanet,sebuah istilah untuk menyebut planet di luar Tata Surya. Singel debut mereka, “Mama”, dirilis pada 8 April 2012, disusul oleh peluncuran album pertama Mama pada 9 April 2012.
Anggota
EXO-K:
- Suho
- Baekhyun
- Chanyeol
- D.O.
- Kai
- Sehun
EXO-M:
- Kris
- Xiumin
- Lu Han
- Lay
- Chen
- Tao
Karir
2011: Pembentukan
Pada bulan Januari 2011, produser S.M. Entertainment, Lee Soo-man, mengumumkan rencananya untuk membentuk sebuah boy band baru pada bulan Maret atau April 2011. Dinamai M1 untuk sementara, grup ini tampak terdiri dari tujuh anggota saat foto mereka berlatih tari di sebuah studio bocor di dunia maya. Pada bulan Mei 2011, Lee berbicara tentang grup ini dalam sebuah seminar bisnis Hallyu yang diselenggarakan di Universitas Stanford. Dalam presentasinya, dia menjelaskan strateginya untuk membagi grup ini menjadi dua subgrup, M1 dan M2, dan membuat mereka mempromosikan musik yang sama di Korea dan China, menyanyikan lagu baik dalam bahasa Korea maupun Mandarin. Lee awalnya berencana untuk meluncurkan grup ini pada bulan Mei 2011, namun debut mereka ditunda dan berita mengenai grup ini tidak beredar lagi sampai Oktober 2011 saat Lee mendiskusikan konsep grup ini secara singkat dalam sebuah wawancara dengan The Chosun Ilbo.
Pada Desember 2011, grup ini memfinalkan nama mereka menjadi EXO, dengan EXO-K untuk nama subgrup di Korea dan EXO-M untuk subgrup di Cina. Dua belas anggota diperkenalkan secara perorangan melalui 23 video teaser yang dirilis dari bulan Desember 2011 sampai Februari 2012. Kai, Lu Han, Tao, dan Chen, empat anggota pertama yang diperkenalkan, tampil di depan publik untuk pertama kalinya dalam acara SBS Gayo Daejun pada 29 Desember 2011.

2012–sekarang: Debut dan Mama
Singel pendahuluan EXO-K dan EXO-M, “What Is Love”, dirilis pada 30 Januari 2012 melalui iTunes dan berbagai situs musik onlinedi Cina dan Korea Selatan.
Pada 9 Maret, mereka merilis singel pendahuluan kedua, “History”,  yang ditulis dan diproduksi oleh Thomas Troelsen dan Remee.
Sebuah konser showcase digelar di Olympic Stadium, Seoul pada 31 Maret, tepat seratus hari setelah EXO merilis trailerpertamanya pada 21 Desember 2011.  Sekitar tiga ribu fans dari delapan ribu pendaftar terpilih untuk menghadirishowcase ini. Showcase kedua digelar di aula University of International Business and Economics di Beijing, Cina pada 1 April.

EXO-K dan EXO-M merilis singel debut mereka, “Mama”, pada 8 April, disusul oleh album mini Mama pada 9 April. EXO-K menggelar penampilan debut mereka di program televisi The Music Trend pada 8 April, sementara EXO-M tampil dalam 12th Yinyue Fengyun Bang Awards di Cina pada hari yang sama. Mereka debut di Thailand pada 26 Juli oleh EXO-M dan 27 Juli oleh EXO-K yang juga merupakan debut internasional pertama mereka.

Pengertian dan Pentingnya Softskill

Pengertian softskill menurut saya adalah seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Jika ditanya pentingnya softskill atau tidak itu sangat penting dan perlu. Tetapi perlu pembelajaran secara terus menerus dan kerja keras untuk mendapatkan softskill yang baik di dalam diri, karena softskill adalah dimana kita akan memperlihatkan diri kita yang lebih beretika, percaya diri, dapat menghargai diri sendiri dan orang lain, dapat mengatur kepribadian kita dalam menjaga emosi dan tingkah laku. Sehingga orang lain dapat menilai kita jauh lebih baik dan dapat dijadikan suatu panutan atau contoh untuk melakukan hal yang serupa. Hal tersebutlah yang membuat softskill sangatlah penting dalam kehidupan seseorang dalam menjadikan diri lebih baik dari sebelumnya.

Minggu, 04 Mei 2014

Perekonomian Indonesia Pada Masa Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I Dan II (2004-2014)

TUGAS KELOMPOK 
NAMA :     1. AGY MAULANA                              (20213390)
                2. ALIFA RASMI PRAMUDITA            (20213697)
                3. DIAN AKBAR H.                             (22213356)
                4. LIA KOMALA SARI                        (24213971)

KELAS : 1EB13

PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA KABINET INDONESIA BERSATU (KIB) I DAN II (2004-2014)

Kabinet Indonesia Bersatu merupakan kabinet pemerintahan Indonesia yang dibagi menjadi Kabinet Indonesia bersatu jilid I dan II . Kabinet Indonesia Bersatu jilid I yaitu merupakan bentuk pemerintahan yang ke enam yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla pada masa (2004 – 2009) dan presiden yang pertama kalinya dipilih melalui sistem pemilihan umum langsung di Indonesia sedangkan kabinet Indonesia bersatu jilid II dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan wakil Presidennya Dr. Boediono yang merupakan bentuk pemerintahan yang ke tujuh pada masa (2009-2014).

Kabinet Indonesia Bersatu jilid I ini dibentuk pada tanggal 21 Oktober 2004 dan berakhir pada tahun 2009 menggantikan kabinet gotong royong sebelumnya yang dipimpin Megawati dan Hamzah Haz pada 5 Desember 2005,
Pada Indonesia Bersatu jilid 1 yaitu pada tahun 2004 sampai 2009 utang di negara kita meroket drastis dari 1275 triliun menjadi 1667 triliun pemerintahan SBY “sangat berhasil” dalam tugas utang mengutang. Dengan sistem kebijakan pemerintah SBY saat ini, rakyat Indonesia dipaksa menanggung beban utang para bankir yang sudah kaya lewat beragam penyunatan subsidi seperti pendidikan (BHP) dan kesehatan.

Pada saat yang sama, rakyat yang tidak ikut melakukan kesalahan dan tidak pernah menikmati utang, harus membayar minyak/BBM, listrik dan air yang mahal, agar negara bisa membayar utang-utang negara di tambah subsidi pendidikan dan minyak di cabut dengan alasan yang tidak jelas. Moral bangsa kita sudah tidak ada lagi baik rakyat yang berada di posisi atas menegah ataupun yang bawah.

PERTUMBUHAN EKONOMI YANG INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN
Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I dan II telah berhasil memacu pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan yang dicapai dengan menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif, memperkuat ketahanan sektor-sektor ekonomi, serta mempercepat pembangunan infrastruktur. Lingkungan ekonomi yang kondusif ditandai dengan pertumbuhan ekonomi kokoh yang diciptakan melalui upaya-upaya menjaga kondisi fiskal yang berkelanjutan dan mewujudkan kondisi moneter yang mendukung pertumbuhan dengan inflasi yang terkendali menciptakan keseimbangan eksternal, memantapkan sektor keuangan, dan meningkatkan investasi.
Dalam masa KIB I dan II, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat secara bertahap pada angka yang relative tinggi serta menunjukkan ketahanan yang kuat terhadap berbagai gejolak baik eksternal maupun dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004 adalah sebesar 5,0 persen, secara bertahap mengalami kenaikan dan mencapai 6,3 persen pada tahun 2007. Krisis keuangan global yang terjadi sejak petengahan tahun 2007 mengakibatkan perekonomian Indonesia melambat menjadi 6,0 persen pada tahun 2008 dan 4,6 persen pada tahun 2009 dimana pada tahun 2009 hanya beberapa negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi positif,diantaranya China, India, dan Indonesia.

Pertumbuhan Ekonomi dan PDB Per Kapita Tahun 2004-2013
Dampak krisis keuangan dan resesi global pada tahun 2008 – 2009 mampu dikendalikan dengan berbagai kebijakan ekonomi yang tepat dan didukung oleh daya tahan permintaan domestik. Dengan berbagai kebijakan ini, pada tahun 2010 dan 2011 telah terjadi peningkatan percepatan pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi kembali sedikit mengalami perlambatan menjadi 6,2 persen serta dalam triwulan pertama tahun 2013 tumbuh 5,8 persen yang dipengaruhi oleh krisis utang Eropa dan perlambatan ekonomi dunia. Meskipun melambat pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi negara lain. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kesejahteran masyarakat yang ditunjukkan oleh PDB perkapita terus membaik, yaitu naik lebih dari ga kali lipat, dari Rp 10,5 juta pada tahun 2005 hingga mencapai Rp 33,7 juta pada tahun 2012.
Upaya menciptakan kondisi fiskal berkelanjutan berhasil mencapai hal-hal sebagai berikut. Pertama, besaran APBN (government size) melampaui nilai Rp 1.000 triliun sejak tahun anggaran 2010 dengan belanja negara tercatat mencapai Rp 1.042,1 triliun. Sejak tahun tersebut besaran APBN meningkat terus dan pada RAPBN 2014 diperkirakan mencapai Rp 1.816,7 triliun. Volume APBN tumbuh sekitar 4,5 kali lipat dari pertama kali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjabat presiden dan memimpin KIB I pada tahun 2004 yang baru mencapai Rp 427,2 triliun. Besaran APBN tersebut mampu menjadi salah satu penyangga yang kuat bagi pemerintah dalam menghadapi beberapa krisis, terutama krisis global pada tahun 2008 dan 2012. Peningkatan volume APBN ini ditopang oleh peningkatan penerimaan pajak yang mencapai 4 kali lipat dari tahun 2004.

Perkembangan APBN TAHUN 2004-2013 (Triliun Rupiah)
 URAIAN
2004
KIB I
KIB II
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
LKPP
LKPP
LKPP
LKPP
LKPP
LKPP
LKPP
LKPP
LKPP
APBNP
A. Pendapatan Negara
403,4
495,2
638,0
707,8
981,6
848,8
995,3
1.210,6
1.338,1
1.502,0
I Penerimaan Dalam Negara
403,1
493,9
636,2
706,1
979,3
847,1
992,2
1.205,3
1.332,3
1.497,5
1. Penerimaan Pajak
280,6
347,0
409,2
491,0
658,7
619,9
723,3
873,9
980,5
1.148,4
a. Pajak DN
267,8
331,8
396,0
470,1
622,4
601,3
694,4
819,8
930,9
1.099,9
b. Pajak Perdag Intl
12,7
15,2
13,2
20,9
36,3
18,7
28,9
54,1
49,7
48,4
2. PNBP
122,5
146,9
227,0
215,1
320,6
227,2
268,9
331,5
351,8
349,2
II Hibah
0,3
1,3
1,8
1,7
2,3
1,7
3,0
5,3
5,8
4,5
B. Belanja Negara
427,2
509,6
667,1
757,7
985,7
937,4
1.042,1
1.295,0
1.491,2
1.726,2
I Belanja Pem Pusat
297,5
361,2
440,0
504,6
693,4
628,8
697,4
883,7
1.010,6
1.196,8
II Transfer ke Daerah
129,7
150,5
226,2
253,3
292,4
308,6
344,7
411,3
480,6
529,4
1. Dana Perimbangan
112,2
143,2
222,1
244,0
278,7
287,3
316,7
347,2
411,3
445,5
2. Dana Otsus
6,9
7,2
4,0
9,3
13,7
21,3
28,0
64,1
69,4
83,8
III Suspen
(0,0)
(2,0)
0,9
(0,2)
(0,1)
(0,0)
(0,0)
(0,0)
0,0
0,0
C. Keseimbangan Primer
38,7
50,8
49,9
30,0
84,3
5,2
41,5
8,9
(52,8)
(111,7)
D. Surplus/Defisit
(23,8)
(14,4)
(31,0)
(51,5)
(6,4)
(90,3)
(49,9)
(89,7)
(153,3)
(224,2)
E. Pembiayaan
20,8
11,1
29,4
42,5
84,1
112,6
91,6
130,9
175,2
224,2
I Pembiayaan DN
48,9
21,4
56,0
69,0
102,5
128,1
96,1
148,7
198,6
241,1
 Sumber: Kementerian Keuangan
Keberlanjutan fiskal terus terjaga tercermin dari indikator rasio utang terhadap PDB, rasio defisit APBN terhadap PDB, serta keseimbangan primer. Rasio utang terhadap PDB terus menurun yaitu dari 56,6 persen pada tahun 2004 hingga menjadi 28,1 persen pada tahun 2010 melalui manajemen fiskal yang bertahap dan terencana. Dalam masa KIB II, keberlanjutan fiskal dapat terus dijaga dengan menurunkan rasio utang terhadap PDB hingga mencapai 24 persen pada tahun 2012 dan 23,4 persen pada tahun 2013 (angka sementara). Pada bulan Oktober 2006, pemerintah Indonesia telah melunasi utang terhadap IMF berupa sisa pinjaman sebesar US$ 3,181 miliar yang seharusnya jatuh tempo pada tahun 2010. Pelunasan tersebut menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan ketahanan fiskal di dalam negeri.
Perkembangan Rasio Utang terhadap PDB Tahun 2004-2013
Rasio defisit APBN terhadap PDB terus dijaga dak melebihi 3 persen. Bahkan dalam beberapa tahun anggaran pemerintah dapat menjaga rasio defisit APBN terhadap PDB berada di bawah 1 persen yaitu pada tahun 2005, 2006, 2008 dan 2010 dimana masing-masing sebesar 0,5 persen, 0,9 persen, 0,1 persen dan 0,7 persen. Pada APBNP 2013, defisit direncanakan sebesar 2,4 persen PDB, sedangkan pada APBN 2014 direncanakan sebesar 1,5 persen PDB.
Penerimaan domestik yang ditunjukkan oleh rasio penerimaan pajak terhadap PDB menunjukkan angka yang relatif stabil pada kisaran 12 – 13 persen. Capaian tertinggi rasio penerimaan pajak terhadap PDB terjadi pada tahun 2008, mencapai 13,3 persen.
Stabilitas ekonomi terus ditingkatkan. Indikator-indikator utama kebijakan moneter antara lain inflasi, fluktuasi nilai tukar, serta suku bunga terus dijaga pada masa KIB I dan KIB II. Kebijakan pengendalian inflasi pada pemerintahan KIB I cukup besar tantangannya. Stabilitas harga mengalami tekanan besar pada tahun 2005 dan 2008 oleh gejolak moneter di dalam negeri dan meningkatnya harga minyak mentah di pasar dunia yang menuntut dilakukannya langkah-langkah penguatan fiskal sehingga inflasi meningkat menjadi 17,1 persen pada tahun 2005 dan 11,1 persen pada tahun 2008. Dengan langkah-langkah konkrit, inflasi dapat dikembalikan pada kisaran 5 – 6 persen. Pada masa pemerintahan KIB II tercatat inflasi cukup terkendali. Pada tahun 2010, inflasi mencapai 7,0 persen, turun menjadi 3,8 persen pada tahun 2011, sedikit meningkat menjadi 4,3 persenpada tahun 2012. Dalam rangka meningkatkan ketahanan fiskal, pada pertengahan tahun 2013 dilakukan penyesuaian harga BBM di dalam negeri. Dengan upaya untuk menjaga pengaruhnya terhadap stabilitas hargadi dalam negeri, inflasi pada bulan November 2013 dapat dikendalikan pada tingkat 8,4 persen dan diperkirakan kembali pada tingkat 5 persen pada pertengahan tahun 2014.
Keseimbangan eksternal terjaga dengan baik. Neraca transaksi berjalan serta neraca transaksi modal dan finansial menunjukkan kinerja yang positif pada masa KIB I dan II. Investasi langsung yang masuk ke Indonesia terus menunjukkan peningkatan sejak sepuluh tahun terakhir sehingga mampu mendorong surplus neraca transaksi modal dan finansial. Menurunnya harga komodi primer sejak tahun 2011 telah mengakibatkan defisit neraca transaksi berjalan sejak tahun 2012. Berbagai upaya terus dilakukan untuk mengurangi tekanan pada neraca transaksi berjalan antara lain dengan mendorong ekspor, mengendalikan impor yang kurang produktif, serta menekan defisit pada neraca perdagangan migas. Upaya untuk menjaga neraca modal dan finansial terus di tingkatkan guna menjaga stabilitas neraca pembayaran secara menyeluruh.
Dalam masa KIB I dan KIB II, cadangan devisa meningkat cukup tinggi. Pada akhir tahun 2004, cadangan devisa yang berjumlah USD 36,3 miliar meningkat menjadi USD 66,1 miliar pada tahun 2009 serta mencapai puncaknya pada Agustus 2011 sebesar USD 124 miliar. Perlambatan ekonomi dunia yang berpengaruh pada penerimaan ekspor dan tinggi kebutuhan import oleh permintaan domestik yang tetap kuat menurunkan cadangan devisa menjadi USD 97,0 miliar pada bulan November 2013, masih pada tingkat yang memadai untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri.
Selain itu juga pasar bebas ASEAN 2015 akan dimulai akhir 2015. Sementara dari dalam negeri, sejumlah agenda masih membutuhkan perhatian serius dalam kurun waktu 2014-2019. Pertama, pembangunan infrastruktur dan industrialisasi yang tengah berjalan membutuhkan keberlanjutan. Kedua, programprogram pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan UMKM perlu terus ditingkatkan. Ketiga, program peningkatan kualitas tenaga kerja dan SDM untuk lebih siap bersaing di kawasan juga perlu ditingkatkan. Keempat, reformasi birokrasi yang efisien dan efektif juga perlu ditingkatkan. Kelima, optimalisasi ekonomi kelautan dan sektor pertanian yang menyerap tenaga kerja terbesar juga membutuhkan perhatian khusus bagi pemerintahan mendatang.
Keenam, penguasaan dan pemanfaatan teknologi perlu terus ditingkatkan untuk mendorong daya saing nasional. Ketujuh, tetap menjalankan macroprudential dengan terus menjaga keseimbangan bergeraknya sektor riil dan daya beli masyarakat.
Pemerintaan Indonesia Jilid I maupun jilid II bagaimanapun kebijakan, menteri dan lain sebagainya kita sebagai masyarakat hanya mengharapkan pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang akan berpengaruh pula pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia yang saat ini masih dalam tahap perkembangannya.
Analisis kelompok : Dari berbagai kasus yang kita ketahui tentang perekonomian di Indonesia sejak Orde Lama hingga sekarang, dapat di simpulkan bahwa keadaan ekonomi negara kita mengalami jatuh bangun. Negara kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang dapat di katakan berhasil adalah ketika pemerintahan Soeharto pada masa orde lama. Akan tetapi lambat laun, perekonomian bangsa kita mengalami gejolak, hal ini dapat dilihat dari :
1.       Kemiskinan di negara kita semakin meningkat.
2.       Pengangguran yang semakin meningkat karena lapangan pekerjaan lebih sedikit di  bandingkan dengan angkatan kerja.
3.       Masih ada anak-anak yang tidak bisa merasakan pendidikan.
4.       Semakin meningkatnya para koruptor yang bebas.
5.       Masih memiliki hutang ke luar negeri

Sumber :    - RINGKASAN EKSEKUTIF : PENCAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN KIB I  (2004-2009) DAN KIB II (2009-2014)