Rabu, 23 Desember 2015

[Fan Fiction] Gone (tugas softskill individu Bahasa Indonesia)

Title: Gone
Length: Oneshoot
Author: Alifa Rasmi Pramudita (@pramuditalifaa)
Genre: Drama, Romance, Sad
Main Cast: Kim You Jung & Kim Minseok (Xiumin)
Support Cast: Suho & Chanyeol

Xiumin POV

Seperti biasanya aku selalu memeriksakan kesehatan jantungku di rumah sakit ini. Ya, aku memiliki penyakit jantung yang terkadang bisa kambuh kapan saja dan dimana saja tanpa aku tau. Aku kesini di antar oleh bodyguardku yang selalu menemaniku kemana saja, takut-takut terjadi sesuatu padaku saat aku sedang berpergian, seperti tiba-tiba jantungku kambuh. Aku selalu di tangani oleh dokter spesialis jantungku ini, dia bernama dokter Suho. Dokter Suho ini yang selalu menanganiku, jadi dia sangat tau betul tentang penyakitku ini.

"Apakah kamu masih suka merasakan sakit di bagian dadamu?" tanya dokter Suho kepadaku.
"Terkadang dok."
"Baiklah kalau begitu saya akan berikan lagi obat pengurang rasa sakit untuk jantungmu. Nanti kamu bisa tebus obatnya di bagian administrasi.” Dokter Suho memberikanku secarik kertas yang berisi resep obat yang harus aku tebus.
"Baik dok, kalau begitu saya permisi dulu. Terimakasih dok."

Setelah diberikan resep obat tadi oleh dokter Suho aku langsung menuju bagian administrasi untuk menebus obatku. Tetapi di tengah perjalanan aku berpapasan dengan seorang gadis cantik yang kelihatannya dia buta. Bisa di lihat karna dia menggunakan tongkat untuk membatunya berjalan. Langkahku terhenti. Penasaran dengan gadis itu aku bertanya pada bodyguardku, "Siapa gadis itu?" tanyaku.
"Sudahlah tuan, kita harus cepat menebus obatmu lalu kita langsung pulang."
"Ah kau ini cerewet sekali"
Kesal dengan bodyguardku, aku langsung melanjutkan langkahku kembali menuju bagian adminiatrasi.


You Jung POV

Akhirnya aku sampai di tempat tujuanku, menemui orang yang sangat aku cintai. Sekarang aku hanya memiliki dia setelah ibuku telah meninggal dunia saat melahirkanku.
"Hai ayah..." sapaku dengan ceria
"Hai sayang, akhirnya kau datang juga"
"Bagaimana mungkin aku tidak datang, aku kan sudah janji pada ayah akan menemui ayah setelah aku selesai les piano"

Ayahku adalah seorang dokter spesialis jantung di rumah sakit ini. Dia sudah sangat berpengalaman mengenai penyakit jantung. Tak heran sudah banyak sekali pasien yang dia tangani.
"Baiklah karna kau sudah disini ayah akan mengajakmu makan siang di luar"
Inilah hal yang paling aku sukai yang aku lakukan hanya berdua dengan ayahku. Menghabiskan waktu selang kita dengan sekedar makan siang itu sudah menjadi hal spesial untukku.

***

Xiumin POV

Hari ini adalah hari pertama aku mengikuti les piano lagi setelah aku mengistirahatkan diriku dari aktivitas bermain piano untuk fokus pada penyakit jantungku. Tapi tidak melakukan aktivitasku ini malah membuatku semakin bosan dan semakin teringat terus dengan penyakit jantungku itu. Aku harus mempunyai kegiatan untuk melupakan sejenak tentang penyakit jantungku.

"Selamat datang kembali Xiumin, selamat berlatih piano lagi setelah kau libur panjang dari aktivitas les pianomu" sapa lembut dari guru les pianoku, Chanyeol.
"Terimakasih. Aku sengaja kembali les piano karna aku tidak bisa hanya berdiam diri saja dirumah dan tidak melakukan aktivitas apa-apa. Karna itu membuatku selalu ingat dengan..."
"Ya, aku mengerti Xiumin" potong guru Chanyeol.
"Baiklah kalau begitu kita langsung mulai saja les piano hari ini. Bisakah kau memainkan piano dengan lagu ini?" guru Chanyeol menaruh kertas lagu di hadapanku, lebih tepatnya kertas itu ditaruh di tempat di piano itu yang memang sudah di sediakan.
"Baiklah akan aku coba mainkan"
Dengan tenangnya aku memainkan jemariku di tuts-tuts piano itu. Sampai akhirnya aku melihat seorang gadis yang sepertinya aku pernah bertemu dengan dia sebelumnya. Ya, dia adalah gadis buta yang kemarin sempat berpapasan denganku di rumah sakit setelah aku memeriksakan kesehatan jantungku. Tanpa aku sadari ternyata nada-nada yang aku mainkan menjadi kacau karna konsentrasiku terpecah karna melihat gadis itu.


"Hey Xiumin, apa yang kau lakukan? Kenapa permainanmu menjadi kacau?" tegur guru Chanyeol menyadarkanku.
"Hah?! Ti..tidak apa-apa guru. Maafkan aku" aku kembali berkonsentrasi memainkan tuts-tuts pianoku.

Selesai les piano aku berniat untuk langsung menuju mobil yang sudah ditunggu juga oleh bodyguardku. Tapi belum sampai aku keluar aku melihat gadis yang tadi sedang duduk di sofa yang ada di ruang tengah tempat les pianoku itu sambil memandang kosong di depannya. Penasaran denganya aku menghampirinya. "Hai, kau sedang apa disini?"
Merasa kaget gadis itu langsung bertanya kepadaku, "Ka...kau siapa?" gadis itu merasa takut denganku.
"Perkenalkan namaku Xiumin. Namamu siapa?" tanyaku dengan lembut.
"Namaku You Jung"
Akhirnya aku bisa tau siapa nama gadis itu. "Kau sedang apa disini?" tanyaku kembali.
"Aku ingin les piano disini."
Jadi ternyata dia juga les piano disini. Mendengarnya itu membuat hatiku merasa senang.

Tapi tak lama kemudian You Jung di panggil oleh guru Chanyeol untuk masuk kedalam ruangan tempat les piano. "Aku harus masuk dulu karna sudah di panggil oleh guruku. Sampai bertemu lagi Xiumin" dia tersenyum kepadaku dan langsung pergi meninggalkanku, ikut dengan guru Chanyeol masuk ke dalam. Tak lama kemudian giliranku yang di panggil oleh bodyguardku untuk masuk ke dalam mobil.

***

Hari berikutnya aku kembali les piano. Kali ini aku sedikit merasa senang karna sudah mengetahui kalau You Jung juga les piano di tempatku. Setelah sampai aku duduk dulu untuk menunggu giliranku. Penasaran siapa yang sedang di ajar oleh guru Chanyeol aku pun mengintip dari jendela kecil yang ada di pintu ruangan itu. Disana aku melihat You Jung lah yang sedang di ajar oleh guru Chanyeol. You Jung memang memiliki kelebihan di balik kekurangannya itu. Di samping dia buta ternyata dia bisa memainkan piano. Tapi entah kenapa permainan You Jung kali ini sepertinya sedang kurang bagus. Terlihat dari guru Chanyeol yang sedikit kesal dengan You Jung. Tak lama guru Chanyeol pergi meninggalkan You Jung sendiri dengan piano itu. Dengan diam-diam aku memasuki ruangan tempat latihan piano itu dan langsung duduk di sebelah You Jung.
"Ah, siapa kau?" tanya You Jung kaget dengan kehadiranku.

"Jangan khawatir, ini aku Xiumin" aku mencoba menenangkan You Jung.
"Apa yang kau lakukan disini Xiumin? Bagaimana nanti jika guru Chanyeol datang?" tanya You Jung khawatir.
"Tenang saja, tidak akan" cobaku untuk menenagkannya. "Bolehkah aku yang memainkan lagu ini untukmu?"
"Coba saja kalau kau bisa?" goda You Jung.
"Baiklah, kau pasti akan tercengang dengan permainanku ini" balasku yang membuat You Jung tertawa.
Melihat You Jung tertawa seperti itu membuat hatiku terasa tentram dan damai, dan mengembalikan semangat hidupku lagi. Tanpa berlama-lama lagi aku langsung memainkan jemariku di atas tuts-tuts piano ini, dan terlihat disana lengkungan ke atas bibir merah muda kepunyaan You Jung dan dia juga ikut memainkan tuts-tuts piano itu.


Untung saja aku cepat menyadari kedatangan guru Chanyeol, aku langsung bersembunyi di balik piano itu. "Kenapa kau jadi bisa memainkan lagu itu dengan baik?" tanya guru Chanyeol kepada You Jung. You Jung yang merasa kaget dengan kedatangan tiba-tiba guru Chanyeol langsung menjawab pertanyaan guru Chanyeol dengan gugup, "Ak...aku tadi mencobanya lagi guru"
"Baguslah, kalau begitu teruskan lagi, aku ingin keluar sebentar" kembali lagi guru Chanyeol meninggalkan You Jung sendirian, dan aku langsung keluar dari tempat persembunyianku.
"Xiumin... Xiumin..." panggil You Jung. "Hai aku disini" kembali lagi aku duduk di samping You Jung. "Kau tadi dimana saat guru Chanyeol datang?"

"Aku bersembunyi di belakang piano ini" aku tersenyum kepada You Jung.
"Hufft...syukurlah, aku sudah panik tadi"
Tak lama tiba-tiba aku merasakan sakit di bagian dadaku, cepat-cepat aku memakan obat pengurang rasa sakitku yang diberikan oleh dokter Suho. Mendengar bunyi-bunyian dari gerakanku You Jung bertanya, "Kau kenapa Xiumin?"
"Aku tidak apa-apa" terpaksa aku harus berbohong, aku tidak mau sampai You Jung tau penyakitku. Aku mengambil permen stroberi yang ada di piring kecil yang ada di atas piano dan langsung menyuapinya ke mulut You Jung untuk mengalihkan pembicaraan.
"Coba buka mulutmu aaa......" You Jung membuka mulutnya dan aku langsung memasukan permen itu ke mulutnya. Tak lama You Jung tersenyum.

Setelah aku selesai les piano dan ingin pulang, aku melihat You Jung yang ternyata dia belum pulang. Dia masih duduk di sofa yang kemarin dia sempat duduk disini juga. Aku mencoba menghampirinya dan bertanya padanya, "Kenapa kau masih belum pulang juga?"
"Eoh Xiumin, aku masih menunggu ayahku menjemputku" ternyata dia masih menunggu di jemput oleh ayahnya.
"Bolehkah aku duduk di sampingmu? Aku ingin menemanimu sampai ayahmu datang"
"Silahkan saja Xiumin" dia mempersilahkanku duduk di sampingnya untuk menemaninya sampai ayahnya datang. Tak lama kemudian aku melihat seorang laki-laki yang sangat aku kenal, dia dokter Suho. Dokter Suho berjalan menghampiri aku dan You Jung.

"Xiumin? Apa yang kau lakukan disini?" mendengar dokter Suho bertanya padaku You Jung langsung memotong, "Ayah?" aku bingung, ternyata dokter Suho adalah ayahnya You Jung.
"Ayah kenal dengan Xiumin?" sebelum dokter Suho menjawab pertanyaan anaknya itu, aku lebih dulu membisikkan dokter Suho suatu hal.

"Bisakah anda tidak bilang kepada You Jung kalau aku ini pasienmu dan aku mempunyai penyakit jantung?" aku memohon kepada dokter Suho. Dokter Suho pun mengangguk dengan ragu tanda mengiyakan pertanyaanku. "Ayo You Jung kita harus pulang" langsung saja dokter Suho menggandeng You Jung membawa You Jung keluar dari tempat itu tanpa menjawab pertanyaan You Jung tadi dan langsung meninggalkanku sendirian.

You Jung POV

Di mobil, belum ada dari aku dan ayah yang coba membuka pembicaraan, sampai akhirnya aku yang memberanikan diri memulai bicara duluan.
“Ayah, kau belum menjawab pertanyaanku yang tadi?”
“Pertanyaan yang mana sayang?”
“Pertanyaan apakah ayah sudah kenal dengan Xiumin sebelumnya?”
Lama ayah tidak menjawab sampai aku panggil lagi, “Ayah?”
“Ya sayang?” tersadar dari lamunannya ayah langsung menjawab, “Ya, Xiumin itu adalah anak dari teman ayah” jawab singkat ayah.
Merasa puas aku tidak bertanya lagi pada ayah.

***

Xiumin POV

Hari ini kembali lagi aku untuk memeriksakan kesehatan jantungku ke dokter Suho. Selesai di periksa tidak lama dokter suho bilamg kepadaku, “Bisakah kau menjauhi You Jung?”
Kaget dengan pertanyaan dokter Suho, aku langsung bertanya padanya, “Memangnya kenapa dokter?”
“Karna aku tidak ingin hati You Jung hancur karna kepergianmu nanti.”
Dadaku terasa seperti tertusuk pedang panjang setelah dokter Suho berkata seperti itu. “Aku tidak bisa menjauh begitu saja dari You Jung, karna aku mencintai You Jung.”
“Tapi kau bisa menyakiti You Jung kalau nanti kau pergi untuk selamanya”
“Kau bilang aku bisa saja sembuh kalau aku selalu semangat dalam menjalani hidup, dan kini aku telah menemukan semangat yang sesungguhnya untuk aku bertahan hidup, yaitu anakmu You Jung.” Jelasku pada dokter Suho.
“Tapi aku ini hanya manusia biasa Xiumin, memang sudah tugasku untuk memberikan motivasi pada pasienku, tapi selebihnya itu keputusan Tuhan.”
“Aku tidak akan pernah menjauhi You Jung sampai kapan pun. Karna You Jung itu adalah hidupku! Aku permisi.” Langsung saja aku keluar dari ruangan dokter Suho.

***
Xiumin POV

Baru saja aku sampai di tempat les, guru Chanyeol langsung memanggilku dan menghampiriku. “Xiumin, maafkan aku karna aku belum sempat meminta pendapatmu dulu, tapi aku telah mendaftarkanmu dalam lomba piano nasional, aku harap kau tidak keberatan”
“Benarkah itu guru Chanyeol? Aku sama sekali tidak keberatan” balasku senang.
“Baguslah kalau begitu. Lombanya akan di mulai 2 minggu lagi, persiapkan dirimu dan terus berlatih” senyum guru Chanyeol.
“Baiklah guru” guru Chanyeol pun langsung meninggalkanku.

Di sudut lain aku melihat You Jung sedang duduk di sofa tempat dimana memang biasanya dia duduk untuk menunggu, dan aku menghampirinya. “Sedang apa kau disini?”
“Ah Xiumin, aku hanya ingin duduk saja disini”
“Apa kau ingin ikut aku pergi ke taman belakang?”
“Ya aku mau ikut denganmu”
Aku pun langsung mengajak You Jung ke taman belakang tempat lesku yang katanya sangat asri dan rindang itu karna di penuhi dengan pohon-pohon.

Disana ada sebuah bangku kayu yang di atasnya banyak daun-daun kering akibat berguguran. Sebelum aku dan You Jung duduk di bangku itu, aku membersihkan dulu bangku itu untuk aku dan You Jung duduki.
“Kau senang berada disini?” tanyaku pada You Jung.
“Aku sangat senang Xiumin. Disini terasa sangat sejuk dan tenang.” senyum itu muncul lagi dari bibir merah muda You Jung.
“Aku ingin memberitahukan kepadamu kalau aku ikut dalam lomba piano nasional 2 minggu lagi. Aku ingin kau duduk paling depan untuk mendukungku”
“Benarkah itu? Aku pasti akan duduk paling depan untuk mendukungmu”
“Apa kau janji?” tanyaku dengan mengangkat jari kelingkingku untuk di tautkan dengan jari kelingking You Jung sebagai tanda kalau You Jung sudah berjanji akan duduk paling depan untuk mendukungku.
“Ya, aku janji” aku mengambil tangan You Jung untuk membantunya menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingkingku. Disitu You Jung terlihat tersenyum dangat manis. Tak lama You Jung melepaskan tautan jari kami dan langsung meraba wajahku dengan kedua tangannya. Dia sepertinya sedang merasakan lekuk-lekuk wajahku, tanpa sadar aku menikmatinya dan menutup mataku untuk lebih menikmatinya. Lalu aku mengarahkan tangan You Jung untuk menyentuh bagian dadaku. “Kau itu adalah separuh hidupku You Jung” ucapku kepadanya sambil tersenyum.

Author POV

Tiba-tiba saja dada Xiumin merasakan sesak lagi seperti biasanya. Xiumin tidak boleh kambuh saat ini, karna Xiumin sedang bersama You Jung. Buru-buru Xiumin langsung mengambil obat di saku celananya dan memakan obat itu. Tapi tidak lama setelah Xiumin memakan obatnya dua bodyguardnya datang dari belakang Xiumin dan menyeret paksa Xiumin untuk pulang. Disana You Jung yang masih bingung dengan apa yang terjadi, dia hanya bisa diam dan masih terus mencari-cari sumber suara. Di sudut lain ternyata ada dokter Suho yang sedari tadi sudah memperhatiakn mereka berdua, dan dokter Suho juga yang menyuruh bodyguard Xiumin untuk menjauhkan Xiumin dari anaknya, You Jung.

Xiumin pun terus meronta-ronta untuk melepaskan dirinya dari kedua bodyguardnya itu yang terus saja menyeret-nyeret paksa Xiumin, dan tanpa di sengaja Xiumin menjatuhkan botol obatnya ke tanah. Merasa ada sesuatu yang jatuh You Jung meraba-raba tanah untuk mencari benda apa yang terjatuh tadi. Di temukannya sebuah botol yang berbentuk lonjong, langsung saja di pungut oleh You Jung. You Jung masih belum mengetahui botol apa yang dia ambil itu. Tak lama kemudian dokter Suho menghampiri You Jung untuk mengajaknya pulang.

***
Xiumin POV

Sudah 2 minggu berlalu sejak kejadian dimana aku di seret paksa oleh bodyguardku, sekarang aku sudah berada di backstage untuk mempersiapkan diri mengikuti lomba piano nasional itu. Di saat aku sedang merasakan gugup karna sebentar lagi giliranku tiba-tiba saja ada seseorang yang memegang punggungku. Saat aku berbalik ternyata itu You Jung yang datang untuk mendukungku sesuai janjinya dia akan datang dan duduk paling depan. Langsung di peluknya tubuh ramping You jung olehku.
“Aku pikir kau tidak akan datang”
“Mana mungkin aku tidak datang, aku kan sudah berjanji kepadamu”
Di belakang You Jung aku melihat dokter Suho yang juga datang untuk menemani You Jung.
“You Jung sudah mengatakannya semua padaku, bahwa dia sudah berjanji kepadamu untuk datang mendukungmu. Karna di keluarga kami itu tidak di ajarkan untuk melanggar janji yang sudah di buat” jelas dokter Suho.
“Terimakasih dokter Suho, kau sudah mengizinkan You Jung untuk mendukungku.” balasku ramah. “Dokter bisakah kita bicara sebentar?” aku pun langsung mengajak dokter Suho untuk menjauh dari You Jung, takut-takut You Jung mendengar pembicaraanku dengan dokter Suho.
“Dokter, bisakah kau melakukan hal yang ada di dalam surat ini? Kau boleh membukanya nanti setelah aku sudah tidak ada.”
“Apa maksud kau Xiumin?” dokter Suho pun bingung dengan permintaanku.
“Lakukan saja dokter, ini yang terbaik untuk anakmu, You Jung.” Langsung saja aku meninggalkan dokter Suho di sudut ruangan itu dan langsung kembali menghampiri You Jung.

“Apapun yang terjadi kau harus tetap semangat dalam menjalani hari-harimu.” terlihat You Jung yang bingung dengan ucapanku.
“Apa maksudmu Xiumin?”
Tanpa membalas pertanyaannya aku langsung memeluknya dengan erat, dan tanpa disadari air mataku sudah jatuh membasahi pipiku. You Jung yang masih saja bingung hanya diam menikmati pelukan yang aku berikan pada You Jung. Sudah giliranku untuk tampil aku langsung buru-buru menghapus air mataku lalu mengajak You Jung dan dokter Suho untuk duduk di kursi paling depan.

Saat aku sudah berada di atas panggung aku melihat You Jung dan dokter Suho duduk di sebelah guru Chanyeol. Mereka bertiga berada di barisan kedua setelah barisan para juri. Setelah aku memberikan hormat kepada penonton aku langsung duduk di kursi piano yang sudah di sediakan. Aku pun mulai memainkan jemariku di atas tuts-tuts piano tersebut. Masih dengan tenang aku memainkan lagu itu dengan pianoku, sampai tiba-tiba aku merasakan kepalaku membentur tuts-tuts piano itu dan keadaan menjadi gelap seketika.

You Jung POV

Aku merasakan tiba-tiba permainan piano Xiumin terhenti dan aku medengar orang-orang panik memanggil-manggil nama Xiumin. Aku masih bingung dengan apa yang terjadi dengan Xiumin. “Ayah apa yang terjadi dengan Xiumin??” ayahku masih belum menjawab. “Ayah jawablah pertanyaanku!” sampai akhirnya ada seseorang yang bilang kalau Xiumin telah meninggal. Di situ aku langsung merasakan sesak di dadaku dan tanpa aku sadari air mataku sudah keluar membanjiri pipiku. Aku langsung bangun dari dudukku untuk menghampiri Xiumin. Dengan sedikit meraba-raba akhirnya aku bisa menyentuh tubuh Xiumin yang sudah dingin itu. “Xiumin bagunlah, jangan meninggalkanku!” masih terus aku mengguncang-guncangkan tubuh Xiumin untuk membangunkannya. Ayahku lalu datang memelukku untuk menenangkanku.
“Sudahlah tenang You Jung, Xiumin sudah beristirahat dengan tenang”
Masih saja aku menguncang-guncangkan tubuh Xiumin untuk membangunkannya.
“Bangunlah Xiumin aku mohon!” tapi tetap saja tidak ada jawaban dari Xiumin.

***

 You Jung POV

Sudah 2 tahun kepergian Xiumin untuk selamanya. Aku disini duduk di bangku kayu di halaman belakang tempat les pianoku yang pernah aku kunjungi bersama Xiumin. Sebelum Xiumin pergi dia pernah menitipkan pesan kepada ayahku untuk mendonorkan matanya padaku saat Xiumin sudah tidak ada nanti, dan sekarang aku pun sudah bisa melihat dunia yang indah ini berkat mata yang di donorkan oleh Xiumin. Aku berjanji untuk selalu akan menjaga mata ini seperti aku menjaga cintaku untuk Xiumin.



THE END