Title: Gone
Length: Oneshoot
Author: Alifa Rasmi Pramudita
(@pramuditalifaa)
Genre: Drama,
Romance, Sad
Main Cast: Kim You
Jung & Kim Minseok (Xiumin)
Support Cast: Suho & Chanyeol
Xiumin POV
Seperti biasanya
aku selalu memeriksakan kesehatan jantungku di rumah sakit ini. Ya, aku
memiliki penyakit jantung yang terkadang bisa kambuh
kapan saja dan
dimana saja tanpa aku tau. Aku
kesini di antar oleh bodyguardku yang selalu menemaniku kemana saja,
takut-takut terjadi sesuatu padaku saat aku sedang berpergian, seperti tiba-tiba
jantungku kambuh. Aku selalu di tangani oleh dokter spesialis jantungku ini,
dia bernama dokter Suho. Dokter Suho ini yang selalu
menanganiku, jadi dia sangat tau betul tentang penyakitku ini.
"Apakah kamu
masih suka merasakan sakit di bagian dadamu?" tanya
dokter Suho kepadaku.
"Terkadang
dok."
"Baiklah
kalau begitu saya
akan berikan lagi obat pengurang
rasa sakit untuk
jantungmu. Nanti kamu bisa
tebus obatnya di bagian administrasi.” Dokter Suho memberikanku secarik kertas yang berisi
resep obat yang harus aku tebus.
"Baik dok,
kalau begitu saya permisi dulu. Terimakasih dok."
Setelah diberikan
resep obat tadi oleh dokter Suho aku langsung menuju bagian administrasi untuk
menebus obatku. Tetapi di tengah perjalanan aku berpapasan dengan seorang gadis cantik yang kelihatannya dia buta. Bisa di lihat karna dia
menggunakan tongkat untuk membatunya berjalan. Langkahku terhenti. Penasaran dengan gadis itu aku bertanya pada bodyguardku,
"Siapa gadis itu?" tanyaku.
"Sudahlah
tuan, kita harus cepat menebus obatmu lalu kita langsung pulang."
"Ah kau ini
cerewet sekali"
Kesal dengan bodyguardku, aku langsung melanjutkan langkahku kembali menuju
bagian adminiatrasi.
You Jung POV
Akhirnya aku
sampai di tempat tujuanku, menemui orang yang sangat aku cintai. Sekarang aku
hanya memiliki dia setelah ibuku telah meninggal dunia saat melahirkanku.
"Hai
ayah..." sapaku dengan ceria
"Hai sayang, akhirnya kau datang juga"
"Bagaimana
mungkin aku tidak datang, aku kan sudah janji pada ayah akan menemui ayah setelah
aku selesai les piano"
Ayahku adalah
seorang dokter spesialis jantung di rumah sakit ini. Dia sudah sangat
berpengalaman mengenai penyakit jantung. Tak heran sudah banyak sekali pasien
yang dia tangani.
"Baiklah
karna kau sudah disini ayah akan mengajakmu makan siang di luar"
Inilah hal yang
paling aku sukai yang aku lakukan hanya berdua dengan ayahku. Menghabiskan
waktu selang kita dengan sekedar makan siang itu sudah menjadi hal spesial
untukku.
***
Xiumin POV
Hari ini adalah
hari pertama aku mengikuti les piano lagi
setelah aku mengistirahatkan diriku dari aktivitas bermain piano untuk fokus
pada penyakit jantungku. Tapi tidak melakukan aktivitasku ini malah membuatku semakin bosan dan semakin teringat
terus dengan penyakit jantungku itu. Aku
harus mempunyai kegiatan untuk melupakan sejenak tentang penyakit jantungku.
"Selamat
datang kembali Xiumin, selamat berlatih piano lagi setelah kau libur panjang
dari aktivitas les pianomu" sapa lembut dari guru les pianoku, Chanyeol.
"Terimakasih.
Aku sengaja kembali les piano karna aku tidak bisa hanya berdiam diri saja
dirumah dan tidak melakukan aktivitas apa-apa. Karna itu membuatku selalu ingat
dengan..."
"Ya, aku
mengerti Xiumin" potong guru Chanyeol.
"Baiklah
kalau begitu kita langsung mulai saja les
piano hari ini. Bisakah kau memainkan piano dengan lagu
ini?" guru Chanyeol menaruh kertas lagu di hadapanku,
lebih tepatnya kertas itu ditaruh di tempat di piano itu yang memang sudah di
sediakan.
"Baiklah akan
aku coba mainkan"
Dengan tenangnya aku memainkan jemariku di tuts-tuts piano itu. Sampai akhirnya
aku melihat seorang gadis yang sepertinya aku pernah bertemu dengan dia
sebelumnya. Ya, dia adalah gadis buta yang kemarin sempat berpapasan denganku
di rumah sakit setelah aku memeriksakan kesehatan jantungku. Tanpa aku sadari ternyata nada-nada yang
aku mainkan menjadi kacau karna konsentrasiku terpecah
karna melihat gadis itu.
"Hey Xiumin,
apa yang kau lakukan? Kenapa permainanmu menjadi kacau?" tegur guru
Chanyeol menyadarkanku.
"Hah?!
Ti..tidak apa-apa guru. Maafkan aku" aku kembali berkonsentrasi memainkan
tuts-tuts pianoku.
Selesai les piano
aku berniat untuk langsung menuju mobil yang sudah ditunggu juga oleh
bodyguardku. Tapi belum sampai aku keluar aku
melihat gadis yang
tadi sedang duduk di sofa yang ada di ruang tengah tempat
les pianoku itu sambil
memandang kosong di depannya. Penasaran denganya aku menghampirinya. "Hai, kau sedang apa disini?"
Merasa kaget gadis
itu langsung bertanya kepadaku, "Ka...kau siapa?" gadis itu merasa takut denganku.
"Perkenalkan
namaku Xiumin. Namamu siapa?" tanyaku dengan lembut.
"Namaku You
Jung"
Akhirnya aku bisa
tau siapa nama gadis itu. "Kau sedang apa disini?" tanyaku kembali.
"Aku ingin
les piano disini."
Jadi ternyata dia
juga les piano disini. Mendengarnya itu membuat hatiku merasa senang.
Tapi tak lama
kemudian You Jung di panggil oleh guru Chanyeol untuk masuk kedalam ruangan tempat les piano. "Aku harus masuk dulu
karna sudah di panggil oleh guruku. Sampai bertemu lagi Xiumin" dia tersenyum
kepadaku dan langsung pergi meninggalkanku, ikut dengan guru Chanyeol masuk ke
dalam. Tak lama kemudian giliranku yang di panggil oleh bodyguardku untuk masuk
ke dalam mobil.
***
Hari berikutnya
aku kembali les piano. Kali ini aku sedikit merasa senang karna sudah
mengetahui kalau You Jung juga les piano di tempatku. Setelah sampai aku duduk
dulu untuk menunggu giliranku. Penasaran siapa yang sedang di ajar oleh guru
Chanyeol aku pun mengintip dari jendela kecil yang ada di pintu ruangan itu.
Disana aku melihat You Jung lah yang sedang di ajar oleh guru Chanyeol. You
Jung memang memiliki kelebihan di balik kekurangannya itu. Di samping dia buta
ternyata dia bisa memainkan piano. Tapi entah kenapa permainan You Jung kali
ini sepertinya sedang kurang bagus. Terlihat dari guru Chanyeol yang sedikit
kesal dengan You Jung. Tak lama guru Chanyeol pergi meninggalkan You Jung
sendiri dengan piano itu. Dengan diam-diam aku memasuki ruangan tempat latihan
piano itu dan langsung duduk di sebelah You Jung.
"Ah, siapa kau?" tanya You Jung kaget dengan kehadiranku.
"Jangan
khawatir, ini aku Xiumin" aku mencoba menenangkan You Jung.
"Apa yang kau
lakukan disini Xiumin? Bagaimana nanti jika guru Chanyeol datang?" tanya
You Jung khawatir.
"Tenang saja,
tidak akan" cobaku untuk menenagkannya. "Bolehkah aku yang memainkan lagu ini untukmu?"
"Coba saja kalau
kau bisa?" goda You Jung.
"Baiklah, kau
pasti akan tercengang dengan permainanku ini" balasku yang membuat You
Jung tertawa.
Melihat You Jung tertawa seperti itu membuat hatiku terasa tentram dan damai,
dan mengembalikan semangat hidupku lagi. Tanpa berlama-lama lagi aku langsung
memainkan jemariku di atas tuts-tuts piano ini, dan terlihat disana lengkungan
ke atas bibir merah muda kepunyaan You Jung dan dia juga ikut memainkan
tuts-tuts piano itu.
Untung saja aku
cepat menyadari kedatangan guru Chanyeol, aku langsung bersembunyi di balik
piano itu. "Kenapa kau jadi bisa memainkan lagu itu dengan baik?"
tanya guru Chanyeol kepada You Jung. You Jung yang merasa kaget dengan
kedatangan tiba-tiba guru Chanyeol langsung menjawab pertanyaan guru Chanyeol
dengan gugup, "Ak...aku tadi mencobanya lagi
guru"
"Baguslah, kalau begitu teruskan lagi, aku ingin keluar sebentar"
kembali lagi guru Chanyeol meninggalkan You Jung sendirian, dan aku langsung
keluar dari tempat persembunyianku.
"Xiumin... Xiumin..." panggil You Jung. "Hai aku disini"
kembali lagi aku duduk di samping You Jung. "Kau tadi dimana saat guru
Chanyeol datang?"
"Aku
bersembunyi di belakang piano ini" aku tersenyum kepada You Jung.
"Hufft...syukurlah,
aku sudah panik tadi"
Tak lama tiba-tiba
aku merasakan sakit di bagian dadaku, cepat-cepat aku memakan obat pengurang
rasa sakitku yang diberikan oleh dokter Suho. Mendengar bunyi-bunyian dari
gerakanku You Jung bertanya, "Kau kenapa
Xiumin?"
"Aku tidak
apa-apa" terpaksa aku harus berbohong, aku tidak mau sampai You Jung tau
penyakitku. Aku mengambil permen stroberi yang ada di piring kecil yang ada di
atas piano dan langsung menyuapinya ke mulut You Jung untuk mengalihkan pembicaraan.
"Coba buka
mulutmu aaa......" You Jung membuka mulutnya dan aku langsung memasukan
permen itu ke mulutnya. Tak lama You Jung tersenyum.
Setelah aku
selesai les piano dan ingin pulang, aku melihat You Jung yang ternyata dia
belum pulang. Dia masih duduk di sofa yang kemarin dia sempat duduk disini
juga. Aku mencoba menghampirinya dan bertanya padanya, "Kenapa kau masih
belum pulang juga?"
"Eoh Xiumin,
aku masih menunggu ayahku menjemputku" ternyata dia masih menunggu di
jemput oleh ayahnya.
"Bolehkah aku
duduk di sampingmu? Aku ingin menemanimu sampai ayahmu datang"
"Silahkan
saja Xiumin" dia mempersilahkanku duduk di sampingnya untuk menemaninya
sampai ayahnya datang. Tak
lama kemudian aku melihat seorang laki-laki yang sangat aku kenal, dia dokter
Suho. Dokter Suho berjalan menghampiri aku dan You Jung.
"Xiumin? Apa
yang kau lakukan disini?" mendengar dokter Suho bertanya padaku You Jung
langsung memotong, "Ayah?" aku bingung, ternyata dokter Suho adalah
ayahnya You Jung.
"Ayah kenal dengan Xiumin?" sebelum dokter Suho menjawab pertanyaan
anaknya itu, aku lebih dulu membisikkan dokter Suho suatu hal.
"Bisakah anda
tidak bilang kepada You Jung kalau aku ini pasienmu dan aku mempunyai penyakit
jantung?" aku memohon kepada dokter Suho. Dokter Suho pun mengangguk dengan ragu tanda mengiyakan pertanyaanku. "Ayo
You Jung kita harus pulang" langsung saja dokter Suho menggandeng You Jung
membawa You Jung keluar dari tempat itu tanpa menjawab pertanyaan You Jung tadi
dan langsung meninggalkanku sendirian.
You Jung
POV
Di
mobil, belum ada dari aku dan ayah yang coba membuka pembicaraan, sampai
akhirnya aku yang memberanikan diri memulai bicara duluan.
“Ayah,
kau belum menjawab pertanyaanku yang tadi?”
“Pertanyaan
yang mana sayang?”
“Pertanyaan
apakah ayah sudah kenal dengan Xiumin sebelumnya?”
Lama
ayah tidak menjawab sampai aku panggil lagi, “Ayah?”
“Ya
sayang?” tersadar dari lamunannya ayah langsung menjawab, “Ya, Xiumin itu
adalah anak dari teman ayah” jawab singkat ayah.
Merasa
puas aku tidak bertanya lagi pada ayah.
***
Xiumin POV
Hari ini
kembali lagi aku untuk memeriksakan kesehatan jantungku ke dokter Suho. Selesai
di periksa tidak lama dokter suho bilamg kepadaku, “Bisakah kau menjauhi You
Jung?”
Kaget
dengan pertanyaan dokter Suho, aku langsung bertanya padanya, “Memangnya kenapa
dokter?”
“Karna
aku tidak ingin hati You Jung hancur karna kepergianmu nanti.”
Dadaku
terasa seperti tertusuk pedang panjang setelah dokter Suho berkata seperti itu.
“Aku tidak bisa menjauh begitu saja dari You Jung, karna aku mencintai You
Jung.”
“Tapi
kau bisa menyakiti You Jung kalau nanti kau pergi untuk selamanya”
“Kau
bilang aku bisa saja sembuh kalau aku selalu semangat dalam menjalani hidup,
dan kini aku telah menemukan semangat yang sesungguhnya untuk aku bertahan
hidup, yaitu anakmu You Jung.” Jelasku pada dokter Suho.
“Tapi
aku ini hanya manusia biasa Xiumin, memang sudah tugasku untuk memberikan
motivasi pada pasienku, tapi selebihnya itu keputusan Tuhan.”
“Aku
tidak akan pernah menjauhi You Jung sampai kapan pun. Karna You Jung itu adalah
hidupku! Aku permisi.” Langsung saja aku keluar dari ruangan dokter Suho.
***
Xiumin POV
Baru
saja aku sampai di tempat les, guru Chanyeol langsung memanggilku dan
menghampiriku. “Xiumin, maafkan aku karna aku belum sempat meminta pendapatmu
dulu, tapi aku telah mendaftarkanmu dalam lomba piano nasional, aku harap kau
tidak keberatan”
“Benarkah
itu guru Chanyeol? Aku sama sekali tidak keberatan” balasku senang.
“Baguslah
kalau begitu. Lombanya akan di mulai 2 minggu lagi, persiapkan dirimu dan terus
berlatih” senyum guru Chanyeol.
“Baiklah
guru” guru Chanyeol pun langsung meninggalkanku.
Di sudut
lain aku melihat You Jung sedang duduk di sofa tempat dimana memang biasanya
dia duduk untuk menunggu, dan aku menghampirinya. “Sedang apa kau disini?”
“Ah
Xiumin, aku hanya ingin duduk saja disini”
“Apa kau
ingin ikut aku pergi ke taman belakang?”
“Ya aku
mau ikut denganmu”
Aku pun
langsung mengajak You Jung ke taman belakang tempat lesku yang katanya sangat
asri dan rindang itu karna di penuhi dengan pohon-pohon.
Disana
ada sebuah bangku kayu yang di atasnya banyak daun-daun kering akibat
berguguran. Sebelum aku dan You Jung duduk di bangku itu, aku membersihkan dulu
bangku itu untuk aku dan You Jung duduki.
“Kau
senang berada disini?” tanyaku pada You Jung.
“Aku
sangat senang Xiumin. Disini terasa sangat sejuk dan tenang.” senyum itu muncul
lagi dari bibir merah muda You Jung.
“Aku
ingin memberitahukan kepadamu kalau aku ikut dalam lomba piano nasional 2
minggu lagi. Aku ingin kau duduk paling depan untuk mendukungku”
“Benarkah
itu? Aku pasti akan duduk paling depan untuk mendukungmu”
“Apa kau
janji?” tanyaku dengan mengangkat jari kelingkingku untuk di tautkan dengan
jari kelingking You Jung sebagai tanda kalau You Jung sudah berjanji akan duduk
paling depan untuk mendukungku.
“Ya, aku
janji” aku mengambil tangan You Jung untuk membantunya menautkan jari
kelingkingnya dengan jari kelingkingku. Disitu You Jung terlihat tersenyum
dangat manis. Tak lama You Jung melepaskan tautan jari kami dan langsung meraba
wajahku dengan kedua tangannya. Dia sepertinya sedang merasakan lekuk-lekuk
wajahku, tanpa sadar aku menikmatinya dan menutup mataku untuk lebih
menikmatinya. Lalu aku mengarahkan tangan You Jung untuk menyentuh bagian dadaku.
“Kau itu adalah separuh hidupku You Jung” ucapku kepadanya sambil tersenyum.
Author POV
Tiba-tiba
saja dada Xiumin merasakan sesak lagi seperti biasanya. Xiumin tidak boleh
kambuh saat ini, karna Xiumin sedang bersama You Jung. Buru-buru Xiumin
langsung mengambil obat di saku celananya dan memakan obat itu. Tapi tidak lama
setelah Xiumin memakan obatnya dua bodyguardnya datang dari belakang Xiumin dan
menyeret paksa Xiumin untuk pulang. Disana You Jung yang masih bingung dengan
apa yang terjadi, dia hanya bisa diam dan masih terus mencari-cari sumber
suara. Di sudut lain ternyata ada dokter Suho yang sedari tadi sudah
memperhatiakn mereka berdua, dan dokter Suho juga yang menyuruh bodyguard
Xiumin untuk menjauhkan Xiumin dari anaknya, You Jung.
Xiumin
pun terus meronta-ronta untuk melepaskan dirinya dari kedua bodyguardnya itu
yang terus saja menyeret-nyeret paksa Xiumin, dan tanpa di sengaja Xiumin
menjatuhkan botol obatnya ke tanah. Merasa ada sesuatu yang jatuh You Jung
meraba-raba tanah untuk mencari benda apa yang terjatuh tadi. Di temukannya
sebuah botol yang berbentuk lonjong, langsung saja di pungut oleh You Jung. You
Jung masih belum mengetahui botol apa yang dia ambil itu. Tak lama kemudian
dokter Suho menghampiri You Jung untuk mengajaknya pulang.
***
Xiumin POV
Sudah 2
minggu berlalu sejak kejadian dimana aku di seret paksa oleh bodyguardku,
sekarang aku sudah berada di backstage untuk mempersiapkan diri mengikuti lomba
piano nasional itu. Di saat aku sedang merasakan gugup karna sebentar lagi
giliranku tiba-tiba saja ada seseorang yang memegang punggungku. Saat aku
berbalik ternyata itu You Jung yang datang untuk mendukungku sesuai janjinya
dia akan datang dan duduk paling depan. Langsung di peluknya tubuh ramping You
jung olehku.
“Aku
pikir kau tidak akan datang”
“Mana
mungkin aku tidak datang, aku kan sudah berjanji kepadamu”
Di
belakang You Jung aku melihat dokter Suho yang juga datang untuk menemani You
Jung.
“You
Jung sudah mengatakannya semua padaku, bahwa dia sudah berjanji kepadamu untuk
datang mendukungmu. Karna di keluarga kami itu tidak di ajarkan untuk melanggar
janji yang sudah di buat” jelas dokter Suho.
“Terimakasih
dokter Suho, kau sudah mengizinkan You Jung untuk mendukungku.” balasku ramah.
“Dokter bisakah kita bicara sebentar?” aku pun langsung mengajak dokter Suho
untuk menjauh dari You Jung, takut-takut You Jung mendengar pembicaraanku
dengan dokter Suho.
“Dokter,
bisakah kau melakukan hal yang ada di dalam surat ini? Kau boleh membukanya
nanti setelah aku sudah tidak ada.”
“Apa
maksud kau Xiumin?” dokter Suho pun bingung dengan permintaanku.
“Lakukan
saja dokter, ini yang terbaik untuk anakmu, You Jung.” Langsung saja aku
meninggalkan dokter Suho di sudut ruangan itu dan langsung kembali menghampiri
You Jung.
“Apapun
yang terjadi kau harus tetap semangat dalam menjalani hari-harimu.” terlihat
You Jung yang bingung dengan ucapanku.
“Apa
maksudmu Xiumin?”
Tanpa
membalas pertanyaannya aku langsung memeluknya dengan erat, dan tanpa disadari
air mataku sudah jatuh membasahi pipiku. You Jung yang masih saja bingung hanya
diam menikmati pelukan yang aku berikan pada You Jung. Sudah giliranku untuk
tampil aku langsung buru-buru menghapus air mataku lalu mengajak You Jung dan
dokter Suho untuk duduk di kursi paling depan.
Saat aku
sudah berada di atas panggung aku melihat You Jung dan dokter Suho duduk di
sebelah guru Chanyeol. Mereka bertiga berada di barisan kedua setelah barisan
para juri. Setelah aku memberikan hormat kepada penonton aku langsung duduk di
kursi piano yang sudah di sediakan. Aku pun mulai memainkan jemariku di atas
tuts-tuts piano tersebut. Masih dengan tenang aku memainkan lagu itu dengan
pianoku, sampai tiba-tiba aku merasakan kepalaku membentur tuts-tuts piano itu
dan keadaan menjadi gelap seketika.
You Jung POV
Aku
merasakan tiba-tiba permainan piano Xiumin terhenti dan aku medengar
orang-orang panik memanggil-manggil nama Xiumin. Aku masih bingung dengan apa
yang terjadi dengan Xiumin. “Ayah apa yang terjadi dengan Xiumin??” ayahku
masih belum menjawab. “Ayah jawablah pertanyaanku!” sampai akhirnya ada
seseorang yang bilang kalau Xiumin telah meninggal. Di situ aku langsung
merasakan sesak di dadaku dan tanpa aku sadari air mataku sudah keluar
membanjiri pipiku. Aku langsung bangun dari dudukku untuk menghampiri Xiumin.
Dengan sedikit meraba-raba akhirnya aku bisa menyentuh tubuh Xiumin yang sudah
dingin itu. “Xiumin bagunlah, jangan meninggalkanku!” masih terus aku
mengguncang-guncangkan tubuh Xiumin untuk membangunkannya. Ayahku lalu datang
memelukku untuk menenangkanku.
“Sudahlah
tenang You Jung, Xiumin sudah beristirahat dengan tenang”
Masih
saja aku menguncang-guncangkan tubuh Xiumin untuk membangunkannya.
“Bangunlah
Xiumin aku mohon!” tapi tetap saja tidak ada jawaban dari Xiumin.
***
You
Jung POV
Sudah 2
tahun kepergian Xiumin untuk selamanya. Aku disini duduk di bangku kayu di
halaman belakang tempat les pianoku yang pernah aku kunjungi bersama Xiumin.
Sebelum Xiumin pergi dia pernah menitipkan pesan kepada ayahku untuk
mendonorkan matanya padaku saat Xiumin sudah tidak ada nanti, dan sekarang aku
pun sudah bisa melihat dunia yang indah ini berkat mata yang di donorkan oleh
Xiumin. Aku berjanji untuk selalu akan menjaga mata ini seperti aku menjaga
cintaku untuk Xiumin.
THE END