Definisi
Akuntansi Internasional
Akuntansi Internasional
merupakan sistem akuntansi yang dilakukan untuk transaksi internasional
mengenai perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi
antar berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan
bidang akuntansi lainnya. Akuntansi ini harus berkembang agar mampu memberikan
informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan pada setiap perusahaan
guna perubahan lingkungan bisnis.
Beberapa waktu yang lalu,
akuntansi memperlihatkan kemampuannya untuk menarik perhatian publik melalui
akuntansi dan pengukuran sumber daya manusia, pelaporan dan audit atas
tanggungjawab sosial berbagai organisasi. Saat ini akuntansi beroperasi antara
lain dalam lingkungan perilaku, sektor publik dan Internasional. Akuntansi
menyediakan informasi bagi pasar modal-pasar modal besar, baik domestik maupun
internasional. Akuntansi telah meluas ke dalam area konsultasi manajemen dan
melibatkan lebih besar porsi teknologi informasi dalam sistem dan prosedurnya.
Dengan demikian akuntansi jelas tanggap terhadap stimulus lingkungan.
Menurut Choi dan Muller,
ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi internasional kedalam
dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu :
- Faktor lingkungan
- Faktor
Internasionalisasi dari disiplin akuntansi
- Faktor
Internasionalisasi dari profesi akuntansi.
Ketiga faktor tersebut
sangat berperan dan menentukan arah dari teori akuntansi yang selama bertahun-tahun
dan dekade banyak para ahli mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk
mengembangkan teori akuntansi dan ternyata mengalami kegagalan dan hal tersebut
menyebabkan terjadinya evolusi dari “theorizing” ke “conceptualizing”.
Sejarah
dan Perkembangan Akuntansi Internasional
Perkembangan Akuntansi
terlihat dari sisi Sistem Pembukuan Berpasangan. Pada awalnya pencatatan
akuntansi dalam bidang perdagangan dilakukan dengan cara yang sangat sederhana,
yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan lain-lainnya. Catatan yang tertua yang
berhasil ditemukan dan sampai saat iini masih tersimpan yaitu berasal daru
Babilonia pada 3600 sebelum masehi, lalu ada juga diMesir dan Yunani Kuno.
Dalam hal itu pencatatan
yang dilakukan saat itu secara sistematis, maka dari itu sering terjadi
pencatatan yang tidak lengkap. Untuk itu Italia mulai mengembangkannya setelah
mengenal angka-angka desimal arab sehingga dunia usaha pada masa itu semakin
berkembang. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak
lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal
angka- angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.
Perkembangan akuntansi
terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double
entry system) oleh pedagang- pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang
terkenal di Italia pada masa itu. Dengan dikenalnya sistem pembukuan
berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah diterbitkan sebuah buku tentang
pelajaran penbukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli
matematika bernama Luca Paciolo dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica,
Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun,
di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan
untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaran pembukuan itu berjudul
Tractatus de Computis et Scriptorio.
Buku tersebut kemudian
tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang
berikutnya. Sistem pembukuan berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan
sistemyang menyebut asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris,
dan sistem Amerika Serikat. Sistem Belanda atau tata buku disebut juga sistem
Kontinental. Sistem Inggris dan Amerika Serikat disebut Sistem Anglo- Saxon2.
Perkembangan Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo- Saxon Pada abad
pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia ke Eropa Barat. Eropa Barat,
terutama Inggris menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi industri. Pada waktu
itu pula akuntansi mulai berkembang dengan pesat.
Pada akhir abad ke-19,
sistem pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat yang disebut
accounting (akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi di negara itu,
sekitar pertengahan abad ke-20 telah dipergunakan komputer untuk pengolahan
data akuntansi sehingga praktik pembukuan berpasangan dapat diselesaikan dengan
lebih baik dan efisien. Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan- perusahaan
di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku
walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas
ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi
cara Amerika (Anglo- Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan
yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem
Amerika (Anglo- Saxon).
Sejarah singkat
perkembangan yang terjadi pada Akuntansi Internasional, seperti tertera pada
dibawah ini :
- Italia (abad ke-14 dan 15) digunakan Sistem
Double Entry bookkeeping.
Sistem pembukuan
berpasangan (double entry bookkeeping), dianggap awal penciptaan akuntansi.
Akuntansi modern dimulai sejak double entry accounting ditemukan dan digunakan
didalam kegiatan bisnis yaitu sistem pencatatan berganda (double entry
bookkeeping) yang diperkenalkan oleh Lucas Pacioli (th 1447).
Lucas Pacioli lahir di
Italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta yang ahli matematika, dan
pengajar pada beberapa universitas terkemuka di Italia. Pacioli-lah orang yang
pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double accounting system
dalam bukunya berjudul Summa the arithmetica geometria proportioni et
proportionalita di tahun 1494. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa
prinsip dasar double accounting system bukanlah ide murni Pacioli namun dia
hanya merangkum praktek akuntansi yang berlangsung pada saat itu dan
mempublikasikannya. Hal ini diakui sendiri oleh Pacioli: “Pacioli did not claim
that his ideas were original, just that he was the one who was trying to
organize and publish them. He objective was to publish a popular book that
could be used by all, following the influence of the venetian businessmen
rather than bankers”. Praktek bisnis dengan metode Venezia yang menjadi acuan
Pacioli menulis buku tersebut telah menjadi metode yang diadopsi tidak hanya di
Italia namun hampir disemua negara Eropa seperti Jerman, Belanda, dan Inggris.
Pacioli memperkenalkan
tiga catatan penting yang harus dilakukan:
- Buku Memorandum, buku
catatan mengenai seluruh informasi transaksi bisnis.
- Jurnal, dimana
transaksi yang informasinya telah disimpan dalam buku memorandum kemudian
dicatat dalam jurnal.
- Buku Besar, adalah
suatu buku yang merangkum jurnal diatas. Buku besar merupakan centre of
the accounting system
Perkembangan sistem
akuntansi ini didorong oleh pertumbuhan perdagangan internasional di Italia
Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk
menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial.
- Dari Pembukuan ala italia, beralih ke Jerman
membantu para pedagang zaman Fugger dan Kelompok Hanseatik.
- Filsuf bisnis belanda mempertajam cara menghitung
pendapatan.
- Aparat pemerintah Perancis menemukan keuntungan
dan diterapkan dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah.
- Sitem Double Entry bookkeeping mempengaruhi
kepentingan bisnis negara Inggris dan koloninya.
- Tahun 1850 di Skotlandia terbentuk suatu
komunitas profesi akuntan publik.
- Tahun 1870 di Inggris juga lahir suatu komunitas
profesi akuntan publik.
- Dari Inggris praktek akuntansi menyebar ke
seluruh Amerika Utara dan wilayah persemakmuran Inggris yang ada pada
waktu itu.
- Sistem akuntansi Belanda masuk ke Indonesia.
- Sistem akuntansi Perancis menemukan tempatnya di
Polinesia dan Afrika
- Sistem akuntansi Jerman berpengaruh di Jepang,
Swedia, dan Rusia.
- Abad ke-20 Akuntansi tumbuh di Amerika Serikat
dan menjadi suatu disiplin ilmu di Universitas.
- Setelah Perang Dunia II, sistem akuntansi semakin
pesat tumbuh di dunia barat, terutama Jerman dan Jepang.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Akuntansi Internasional
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan Akuntansi Internasional :
- Sumber pendanaan.
Di Negara-negara dengan
pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki focus atas seberapa baik manajemen menjalankan
perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu
investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sebaliknya, dalam system berbasis kredit di
mana bank merupakan sumber utama pendanaan,
akuntansi memiliki focus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.
- Sistem Hukum.
Dunia barat memiliki dua
orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus). Dalam
negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu kelompok lengkap yang
mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan
dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per
kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup
seluruh kasus dalam kode yang lengkap.
- Perpajakan.
Di kebanyakan negara, peraturan pajak
secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus
mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk
keperluan pajak. Ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah,
kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.
- Ikatan Politik dan Ekonomi
- Inflasi.
Inflasi menyebabkan
distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi)
suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap
akun-akun perusahaan.
- Tingkat Perkembangan
Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang
dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah
yang paling utama.
- Tingkat Pendidikan.
Standar praktik akuntansi
yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai
resiko efek derivative tidak akan informative
kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
- Budaya.
Empat dimensi budaya
nasional, menurut Hofstede adalah individualisme jarak kekuasaan,
penghindaran ketidakpastian, dan maskulinitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar